Monday, February 04, 2008,6:52 AM

Year end sale, yes? You would say no if the product is human!

Akhir tahun ini, alam tanpa kompromi mencuci dan mengobral manusia kepada penjaga akhirat. Fenomena ini terus berulang setiap tahun, seperti tak ada celah untuk memutus mata rantainya. Aneh, apakah alam menganggap ini sebagai tradisi dan hiburan?

Di mata setan [kalau bener ada setan], semua banjir ROB, banjir kiriman, banjir badang plus bonus tanah longsor sepertinya membawa hikmah tersendiri. Bencana ternyata tidak kalah giatnya membantu usaha pemerintah dan pihak lain untuk memberantas kemiskinan. Hasilnya, dengan berkurangnya populasi manusia, angka kemiskinan di negara kita juga menurun drastis [Berkurang 16,5% menurut BPS dan menurut bank dunia berkurang 49,5%]. Ironis.

Kupikir, alam mencuci gudang tentu karena sebagian produknya “kotor”. Akibatnya, karena nila setitik rusak susu sebelanga. Hal yang normal. Kalau makanan kita ternoda muntahan, kemungkinan besar pangan sepiring itu akan kita kesampingkan juga tanpa memandang masih ada bagian yang bersih.

Pertanyaannya, apakah tidak ada harga diskon dengan cicilan ringan untuk mendapatkan kabar gembira ini? Tentu ada, salah satunya dengan konsistensi mencicil keramahtamahan kita terhadap alam dan sesama manusia. Hukum sebab akibat bekerja di sini. Kalau kita ramah terhadap lingkungan, alam pun akan bertindak sebaliknya.

Kita sudah cukup menonton tragedi di bumi, sudah merasakan efek dari kisah ini. Jangan biarkan keegoan dari suara perut meredam suara hati kita. Jangan biarkan keserakahan dan ketidakpedulian membutakan mata hati kita. Mari segera bertindak!

Apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah pemerasan air mata ini terulang lagi? Simpulkan dari beberapa fakta berikut.

1. Satu buah pohon mampu menghisap karbon sebanyak 1000 kg karbon setahun. Imbangi pemakaian kendaraan, alat elektronik, dll dengan penanaman pohon sejumlah emisi yang kita keluarkan.

2. Gunakan bola lampu fluorescent yang lebih hemat 40% daripada bola lampu pijar. Tidak mencolok peralatan elektronik, meskipun alat itu dimatikan juga menghemat 40-50% biaya listrik yang harus kita bayar setiap bulannya. Dan ini juga berarti kita menghemat 500 kg emisi karbon yang bersumbangsih terhadap pemanasan global.

3. Kantung plastik membutuhkan waktu 1000 tahun untuk terurai di TPA. Sekitar 300 juta buah kantung plastik dibuang setiap tahunnya di Indonesia. Belum lagi yang dibuang di sungai dan di tempat yang tidak seharusnya menampung sampah. Jadi, pertimbangkan membawa kantung sendiri untuk menampung barang belanjaan.

4. 10 kg kertas koran yang siap dijual di pasar loak membutuhkan 1 buah pohon, yang membutuhkan waktu 10 tahun untuk menjadi besar. Berapa banyak pohon yang sudah ditebang untuk Anda? Pertimbangkan penggunaan teknologi paperless media untuk menyampaikan informasi. Contohnya dengan bertransaksi menggunakan internet banking atau sms banking. 8 miliar transaksi di ATM menghasilkan kertas struk yang menjadi sumber sampah terbesar di dunia. Bila setiap orang tidak bertransaksi menggunakan kertas struk, berarti menghemat satu roll kertas besar yang bisa melingkari garis equator sampai 15 kali.

5. Hematlah penggunaan air. Jumlah air di bumi memang selalu konstan, namun perbandingan air bersih dengan air kotor semakin tidak sebanding.

Apakah Anda menyadari, untuk air urin sebanyak 40cc kita membutuhkan air bersih lebih dari 1 liter untuk membersihkan toilet? Hargailah air yang kita pakai, karena air setetespun sangat diharapkan di tanah yang kekeringan. Jadi untuk mandi, pertimbangkan menggunakan shower. Untuk menggosok gigi, selalu sediakan segelas air untuk berkumur.

6. Tissue yang sudah dipakai tidak bisa didaur ulang. Begitu juga kardus kotor yang ternoda minyak, lemak kue, makanan dan minuman.

Tingkat konsumsi tissue di Indonesia yaitu sebesar 44 miliar lembar setahun. Ini berarti setiap manusia di negara kita memakai 6 lembar tissue per hari. Menghemat pemakaian selembar tissue sama dengan mengurangi sampah kertas sebanyak 7 miliar lembar setahun! Jadi pertimbangkanlah penghematan tissue atau gunakanlah sapu tangan.

7. Pisahkan tempat sampah organik dan non organik berarti membantu mengurangi polusi air, udara dan tanah. Lebih baik lagi bila kita memisahkan sampah menjadi 4 kelas : Plastik, kertas, logam, dan sampah rumah tangga [sisa makanan dll yang hanya membutuhkan 2 bulan untuk menjadi pupuk kompos]

8. Gunakan produk lokal. Karena produk impor menghabiskan bahan bakar lebih untuk sampai di market di sekitar tempat tinggal kita.

Tiada bumi cadangan untuk menampung generasi berikutnya. Bumi seperti apa yang ingin Anda wariskan untuk orang yang sayangi?

Oleh: Surya Zhou

Labels:

 
posted by Vihara Vimala Dharma | Permalink |


0 Comments: